Showing posts with label google sheets. Show all posts
Showing posts with label google sheets. Show all posts
Monday, May 25, 2020

Apa itu Dokumentasi Data?


Pernahkah mendengar istilah dokumentasi data? Dokumentasi data atau yang sering disebut dengan data provenance adalah sebuah langkah untuk melihat sumber data yang kita peroleh. Kata provenance sendiri berasal dari bahasa perancis provenir yang berarti “berasal” atau dalam istilah juga disebut silsilah. 

Dalam konsep sejarah seni, kata provenance sering digunakan dalam dokumentasi sebuah karya seni sehingga setiap detailnya tetap tercatat. Misalnya kapan pertama kali sebuah karya seni diciptakan dari sisi ide, eksekusi, hingga akhirnya menjadi yang dapat kita nikmati saat ini. 
Contoh lainnya, coba bayangkan Anda berperan sebagai seorang Data Scientist. Anda mendapatkan sebuah dataset yang siap untuk dianalisis. Anda tidak tahu data ini berasal dari mana, bagaimana validitasnya, apakah ia akan berubah selama proses pengerjaan Anda, dan sebagainya. Gawat kan? Padahal dokumentasi data ini penting untuk mengetahui keabsahan data dan memungkinkan kita menggunakannya kembali di waktu yang lain.
W3C Provenance Incubator Group menjelaskan tentang dokumentasi data sebagai berikut:
“a record that describes entities and processes involved in producing and delivering or otherwise influencing that resource. Provenance provides a critical foundation for assessing authenticity, enabling trust, and allowing reproducibility. Provenance assertions are a form of contextual metadata and can themselves become important records with their own provenance.”
Terdengar rumit? Baiklah. Berikut ini contoh sebuah penggambaran dokumentasi data yang ditunjukkan dalam sebuah metadata.
20200415111156eccc5b94c1893e6cab12243818924ff4.jpeg
Contoh data provenance di atas didapat dari website kaggle. Pada gambar di atas terlihat dokumentasi yang menyertakan sumber data, metodologi pembuatan data, dan juga pemilik dari dataset. Berikut contoh lain dari dokumentasi data yang familiar bagi Anda.
20200415111156602278bd47814103a7a8325a83f3a005.jpeg
Tampilan di atas merupakan version history dari berkas Google Spreadsheet. Semua perubahan data tercatat mulai dari tanggal hingga nama orang yang melakukan perubahan. Version history ini dapat Anda temukan saat klik bagian berikut:
20200415111419130a0dfa1c32687dbdba7f6d95f5f2df.jpeg 
Untuk dapat kembali ke penulisan sebelumnya kita dapat melakukan restore version dengan memilih dari riwayat penulisan dan klik Restore this version.
20200415111452c24cd60a851b1bc7293d2243a6964010.jpeg

Menggambarkan Kuantitatif Data ke Bentuk Diagram


Untuk penggunaan grafik secara lebih rinci akan kita bahas pada pembelajaran selanjutnya. Diharapkan pada pembelajaran kali ini setidaknya Anda bisa mengetahui struktur data yang dapat digunakan untuk membuat grafik-grafik tersebut. Nah kini, setelah teori, tak lengkap rasanya tanpa latihan. Pada bagian kali ini kita akan belajar untuk membuat data ke dalam sebuah grafik menggunakan Google Sheet. Jenis grafik dalam Google Sheet bisa dikombinasikan dengan jenis model lainnya. Misalnya, diagram batang dapat dikombinasikan dengan diagram garis. Namun, penerapannya juga harus sesuai dan tidak dipaksakan supaya data dapat mudah dipahami.

Oke, dalam latihan ini kita akan menggunakan data kamar Airbnb yang disewakan di New York yang bisa diunduh melalui Kaggle.
Dataset: New York City Airbnb
Deskripsi: Sejak 2008, para tamu dan tuan rumah telah menggunakan Airbnb untuk memperluas kesempatan travelling dan menghadirkan cara yang lebih unik dan personal untuk mengalami dunia. Dataset ini menjelaskan aktivitas cantuman dan metrik di NYC, New York untuk 2019.
Tools: Google Sheet
Untuk mengunduh data dari Kaggle harus memiliki akun Kaggle terlebih dahulu.
Untuk menggunakan Google Sheet harus memiliki akun Gmail terlebih dahulu.

Langkah 1: Persiapan

Pastikan semua tools dan data sudah dipersiapkan. Setelah semua siap, maka buat Google Sheet baru.
202004141645398b04d5dbad1506c0b6be48b835eda3e0.jpeg
Data yang kita unduh sebelumnya memiliki ekstensi .zip, oleh karena itu kita perlu untuk unzipped file tersebut. Untuk memasukkan data dari komputer ke Google Sheet, klik File → Import dan pilih/taruh berkas yang ingin dimasukkan.
20200414164612f1bb0a5737cccc199cd98bbe0209c40c.jpeg
Unggah berkas AB_NYC_2019.csv dari data yang telah kita ekstrak dan masukkan konfigurasi seperti gambar di bawah. Setelah itu klik Import data. Sheet akan terisi dengan data dari berkas yang kita unggah.
20200414164758e961294a5f2bad1ead1867979d2242e7.jpeg
Sheet akan terisi dengan data dari berkas yang kita unggah seperti berikut:
2020041416484720c7f5179040346d62ffb9ada84873bd.jpeg

Langkah 2: Visualisasi

Preparasi data dan semua data sudah berhasil ditampilkan, bukan? Sekarang saatnya kita mulai membuat visualisasi data-data tersebut. Caranya sangat mudah, kita tinggal memilih kolom dan baris mana yang ingin kita visualisasikan. Nah sebelum kita memilih kolom dan baris untuk divisualisasikan, kita perlu memahami maksud dari data tersebut. Mulailah dari deskripsi secara global data sampai dengan arti kolom dan isinya. Pertama kita mengetahui bahwa data ini merupakan data kamar Airbnb yang disewakan. Namun apa sajakah arti tiap kolom pada data tersebut?
  • Id : Identifier unik untuk tiap tempat sewa
  • Name : Nama tempat
  • Host_id : Identifier penyedia kamar/tempat
  • Host_name : Nama penyedia kamar/tempat
  • Neighbourhood_group : Kelompok lingkungan dari tempat tinggal yang disediakan host, merupakan pengelompokan dari neighbourhood
  • Neighbourhood : Nama dari lingkungan tempat tinggal yang disediakan host
  • Latitude & longitude : Garis lintang dan garis bujur dari tempat tinggal yang disediakan
  • Room_type : Tipe kamar yang disediakan
  • Price : Harga sewa per malam
  • Minimum_nights : Minimal sewa per malam
  • Number_of_reviews : Jumlah ulasan oleh pelanggan
  • Last_review : Tanggal review terakhir
  • Reviews_per_month : Rasio banyaknya ulasan perbulan
  • Calculated_host_listings_count : Jumlah daftar per host
  • Availability_365 : Beberapa hari ketika daftar tersedia untuk pemesanan
Atau untuk lebih mengetahui deskripsi data, lihatlah di sini. Setelah kita mengetahui maksud dari kolom dan isian data tersebut kita mulai dapat membuat pertanyaan pada diri sendiri, sebagai contohnya “Saya ingin melihat perbandingan rata-rata harga tiap tipe kamar.”
Dari sana kita tahu bahwa kolom yang kita gunakan adalah room_type dan price dengan menggunakan semua baris. Untuk mulai membuat visualisasi klik kolom I (room_type) dan J (price) dengan menekan shift, maka akan tampil seperti gambar di bawah ini
20200414170832dfeafdd9af31068367a3b84255007383.jpeg
Pemilihan data bisa digunakan dengan membuat pivot table, dari tabel tersebut kita dapat memilih baris dan kolom yang diinginkan untuk membuat visualisasi.
Setelah data yang dibutuhkan telah dipilih, kita dapat memvisualisasikan dengan klik Insert → Chart.
20200414170952ab42d01a0847ede76eebbb6fd2ab2fe4.jpeg 
Secara standar grafik yang pertama terbentuk adalah Grafik kolom dengan X Axis adalah room_type dan Y Axis adalah sum (penjumlahan) dari price.
20200414171015048d3ec2a10ce5392ab3b7d269f2c307.jpeg
Nah bisa kita lihat bahwa grafik yang terbentuk tidak rapi. Terlalu banyak data poin pada X Axis. Hal tersebut dikarenakan kita tidak melakukan grouping atau pengelompokan. Oleh karena itu silakan a ceklis tombol Aggregate untuk melakukan agregasi terhadap room_type yang sama. Maka visualisasi akan berubah seperti gambar di bawah ini.
20200414171037eab5e86e5e2a9a8729b6584c741106d4.jpeg 
Untuk merubah jenis grafik yang diinginkan dan sesuai dengan jenis data yang kita pilih, klik Chart type pada Chart editor. Misalnya jika kita ingin merubah tampilan grafik menjadi bentuk Grafik Pie, cukup klik bentuk Grafik Pie yang kita inginkan.
2020041417113955f9a7fa24eda0ccee29f9aa98695116.jpeg 
Lalu grafik sebelumnya akan berubah seperti di bawah ini.
20200414171201fc6b2346af831733553ab32e14504636.jpeg
Perlu diingat bahwa nilai Y Axis di sini masih menggunakan nilai awal yaitu sum. Untuk merubah menjadi rata-rata kita dapat dengan mengklik seperti gambar di bawah dan menggantinya menjadi average.
20200414172047d94b56af4d927fa297b85315a50395c0.jpeg
Sehingga hasil grafiknya seperti berikut.
202004141721418c0417ab54655274566d0496723b7a88.jpeg
Nah hal yang perlu diperhatikan adalah setiap tipe grafik masing-masing memiliki kebutuhan data yang berbeda-beda. Seperti halnya pada grafik kolom sebelumnya, data yang dibutuhkan ada X Axis dan Y Axis. Sementara itu pada bentuk grafik kolom kombo area, Y Axis dapat dimasukkan oleh beberapa data lainnya sebagai perbandingan seperti gambar di bawah ini.
20200414172817a27634052afa33fc4eace66297f7fbfc.jpeg
20200414172834c969d4c0a6970c99070ee24940082ba3.jpeg
Untuk melakukan styling pada font, legend, warna, dan lainnya, lakukan konfigurasi sesuai jenis grafik yang kita pilih pada bagian Customize. Setelah mengetahui itu semua ini saatnya Anda mencoba sendiri dan pelajari terus potensi-potensi yang ada untuk membuat grafik yang lebih kompleks dan lebih mudah dipahami.
20200414172900babb7b197f2737a3b69172d64d74bbe0.jpeg
Belajar Elemen Pivot Tabel di Google Spreadsheets

Belajar Elemen Pivot Tabel di Google Spreadsheets

Bicara mengenai pivot table, erat kaitannya dengan kolombaris, dan nilai (value). Seperti yang telah kita lakukan pada materi sebelumnya, hasil pivot tersebut pasti mengandung ketiga elemen tadi yaitu kolom, baris, dan nilai. Mari kita bedah satu per satu setiap elemennya.


Baris

20200414144445f58efc371258a043be2e4ff5e213c2fd.jpeg
Elemen pertama yang akan kita bahas adalah baris. Pada saat klik tombol Add pada bagian Rows di Pivot table editor, secara otomatis sistem akan memberikan Anda pilihan nama judul dari setiap kolom yang Anda buat. Ketika kita memilih salah satu, misalnya “pemilik,” sistem akan menampilkan data nama pemilik yang ada secara unik. Unik di sini menjelaskan bahwa jika terdapat nama pemilik yang sama, seperti “Budi” yang disebut 2 kali, maka yang tampil dalam pivot hanya satu saja.

Kolom

20200414144642b1fc410b6ffb53a799e52293691da5ec.jpeg 
Sama seperti membuat baris data berdasarkan nama judul dari setiap tabel secara mendatar dalam bentuk kolom sehingga nantinya data nilai tampil dalam bentuk agregat setiap kolom.

Nilai (Value)

2020041414470149bd86dae063f9c079973ee99e9fea8c.jpeg
Ketika kita menekan tombol Add pada bagian Values, sistem akan menyuguhkan pilihan yang sama seperti pada baris dan kolom. Misal pilihannya ada pemilik, jenis indekos, dan harga per bulan. Nah, jika kita mengisinya dengan jenis indekos dan fungsi penghitungnya menggunakan COUNTA, maka semua data yang ada berdasarkan jenis indekos akan dihitung dan disesuaikan dengan nama pemilik indekos. Misalnya gambar di atas menunjukkan nama pemilik Alan memiliki nilai 2 indekos yang ia kelola dan berjenis campur. Begitu pula data jenis indekos lainnya. Jumlah yang ditampilkan berdasarkan nama pemilik indekos masing-masing.

Total

Pada saat membuat pivot pada baris atau kolom, di bagian bawah terdapat show totals yang dapat dicentang atau tidak. Jika dicentang maka tabel akan menampilkan grand total, dan sebaliknya.
202004141447413b5842efc5e445b66aaa0347fa1e19ff.jpeg
2020041414475439dd5d475cc246161daf685337f00841.jpeg

Penyaringan

Setiap baris dan kolom memiliki sistem pengurutan berdasarkan parameter masing-masing. Misal pada baris pemilik terdapat pengaturan untuk mengurutkan datanya secara ascending (naik) atau descending (turun) berdasarkan abjad awal dari setiap nama pemilik. Misalkan seperti berikut:
202004141448377b530975e8496620bb1335ff89b1b736.jpeg
20200414144849e58e7f1820b7246298b8dee15b8504cc.jpeg
Fungsi Dasar dalam Google Spreadsheet

Fungsi Dasar dalam Google Spreadsheet

Setelah kita mengetahui tentang elemen yang terdapat dalam formula spreadsheet, saatnya kita belajar tentang macam-macam formula dan juga cara penulisannya. Sebelumnya buat contoh data sederhana berisi angka sebagai berikut:
202004131827333215b0b19afe71b8872606ee58dca609.jpeg
Berdasarkan contoh di atas kita akan menerapkan fungsi dasar spreadsheet. Berikut uraian lengkapnya.

SUM

Kita sering menemui rumus ini dalam spreadsheet. Rumus SUM dapat membantu untuk mendapatkan nilai total dari rentang sel yang dipilih. Penggunaannya dengan cara menyorot semua baris atau kolom yang ingin diketahui jumlahnya. Penulisannya sebagai berikut:


  1. =SUM(data ke-1, data ke-2, …. , data ke-n)


Contoh kasus:
Bagaimana cara mengetahui total semua stok dan barang yang yang terjual berdasarkan data penjualan ATK di atas?
Pertama kita menghitung total dari stok barang dengan rumus =SUM(B3:B12). Sehingga sel yang dihitung mulai dari B3 hingga B12 menghasilkan nilai 2550.
20200413183249f6f2e664c6581cc6bfc74b9e5abbb09c.jpeg
Selanjutnya kita hitung jumlah barang yang terjual. Masih menggunakan rumus fungsi yang sama yaitu =SUM(C3:C12)sehingga sel yang dihitung mulai dari C3 hingga C12 menghasilkan nilai 1150.
202004131833189177a9f1ad7e4586a905148b4df7b040.jpeg
Berdasarkan perhitungan kita dapat mengetahui total stok barang adalah 2550 unit dan total barang yang terjual adalah 1150 unit.
20200413183339f6bd60ef121c833461129eabb5fc8aa3.jpeg

SUMIF

Selanjutnya kita membahas fungsi SUMIF. Fungsi ini berbeda dari SUM yang biasa karena SUMIF ini berfungsi untuk menjumlahkan data dengan kriteria tertentu. Penulisan fungsi dari SUMIF sebagai berikut:


  1. =SUMIF(range,”kriteria”,sum_range)



Contoh kasus
Kita akan menggunakan contoh data di bawah ini:
20200414094032a753ee86f87403e972664663e5c999a5.jpeg
Misalnya, kita ingin mengetahui berapa total buku tulis berdasarkan data di atas?
Jawab:
Berdasarkan contoh tabel data di atas, kita dapat menuliskan rumus SUMIF pada sel G3 sebagai berikut:
2020041409411963ea867a3732cc1fedc450d77b1b01fe.jpeg
Pada rumus di atas, range diisi dengan sel C3 sampai C12 yang merupakan kumpulan nama barang yang terjual dari tanggal 01 Februari 2020 sampai 04 Februari 2020. Kemudian kriteria diisi dengan nama barang yang ingin dicari jumlahnya dan dalam contoh ini menggunakan “Buku tulis”. Kriteria dapat diisi dengan teks, angka, ataupun ekspresi. Sedangkan sum_range diisi dengan sel-sel yang ingin dijumlahkan datanya yang ditunjukkan pada sel D3 sampai D12. Sehingga menghasilkan total buku tulis yang terjual adalah 295 unit.

SUMIFS

Kemudian ada lagi fungsi yang bernama SUMIFS. Tahukah Anda perbedaan antara SUMIF dan SUMIFS? Secara penggunaan sama yaitu untuk menjumlahkan data dengan kriteria tertentu. Apabila SUMIF hanya bisa menggunakan satu kriteria saja, pada SUMIFS kita bisa menggunakan lebih dari satu kriteria. Penulisannya sebagai berikut:


  1. =SUMIFS(sum_range, kriteria_range1, kriteria1”, kriteria_range2, kriteria2”, dan seterusnya)



Contoh kasus:
Masih menggunakan contoh data di bawah ini:
2020041410525810067471c685b1b591c051cdde325a82.jpeg
Kali ini kita ingin mengetahui berapa total buku tulis yang terjual dari tanggal 01 Februari 2020 sampai 02 Februari 2020?
Jawab:
Berdasarkan contoh tabel data di atas, kita dapat menuliskan rumus SUMIF pada sel G3 sebagai berikut:
202004141059277fb63673e30d4a9497f7e905f06797e8.jpeg


  1. =SUMIFS(D3:D12,C3:C12,"Buku tulis",B3:B12,">=01/02/2020",B3:B12,"<=02/02/2020")


Pada contoh penjelasan gambar dan rumus di atas, sum_range diisi dengan sel sel yang ingin dijumlahkan datanya. Kriteria_range1 berisi nama barang yang ditunjukkan oleh sel C3 sampai C12. Kriteria1 yang ingin kita cari adalah Buku tulis dan Kriteria2 yang kita cari adalah buku tulis yang terjual pada atau setelah tanggal 01 Februari 2020 dan yang terjual pada atau sebelum tanggal 02 Februari 2020. Sehingga buku tulis yang terjual sejumlah 175 unit.

AVERAGE

Masing ingatkah Anda dengan rata-rata aritmatika? Fungsi AVERAGE sama dengan rata-rata aritmatika yang menjumlahkan semua data kemudian dibagi dengan jumlah data yang ada. Penggunaannya hampir sama dengan rumus SUM yaitu sebagai berikut:


  1. =AVERAGE(data ke-1, data ke-2, , data ke-n)


Contoh kasus:
Bagaimana jika kita ingin mengetahui berapa rata-rata dari semua barang yang terjual dalam tabel data penjualan ATK?
Kita dapat menghitung rata-rata jumlah semua barang yang terjual dengan rumus =AVERAGE(C3:C12)sehingga sel yang dihitung mulai dari C3 hingga C12 menghasilkan nilai 115.
20200414110624494b060150c398f3a01bb1e8b5ba8287.jpeg
Berdasarkan perhitungan kita dapat mengetahui rata-rata dari semua barang yang terjual adalah 115 unit.
202004141106503e7b1d7269912ca7824279273540a1c7.jpeg

COUNT

Count merupakan fungsi yang dapat menghitung jumlah sel terpilih dalam rentang tertentu yang berisi nilai numerik. Penggunaan fungsi COUNT sebagai berikut:


  1. =COUNT(data ke-1, data ke-2, , data ke-n)


Contoh kasus:
Dalam contoh penggunaan COUNT, kita modifikasi sedikit tabel data penjualan ATK untuk memperjelas penggunaan fungsi ini. Contoh perubahannya sebagai berikut:
20200414110755c1c79c53b1bf76d4831ea61a587004e0.jpeg
Pertanyaannya adalah bagaimana kita mengetahui jumlah produk yang berhasil terjual berdasarkan kolom terjual?
Kita mulai dengan menuliskankan rumus =COUNT(C3:C12) pada sel C13. Lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.
20200414110834bdc30d2bce7df99447a9c311f78e39b7.jpeg
202004141108574101877694619c2f19605111bd5740a7.jpeg
Berdasarkan perhitungan di atas kita dapat mengetahui barang yang berhasil terjual ada 8 jenis. Apakah Anda tahu kenapa hasilnya 8? 
Pada fungsi COUNT hanya menghitung nilai numerik (hanya angka saja) sehingga data yang berupa non-numerik dan sel kosong akan dilewati.

COUNTA

Sama seperti COUNT, COUNTA dapat menghitung jumlah sel terpilih dalam rentang tertentu. Namun bedanya dalam COUNTA kita dapat menghitung semua sel yang terpilih, tak peduli apa pun jenis data yang ada di dalamnya (angka, teks, tanggal, kondisi benar atau salah, hingga kesalahan perhitungan). Tetapi terdapat satu yang dilewati dalam perhitungan COUNTA yaitu sel yang kosong. Penggunaan rumus COUNTA sebagai berikut:


  1. =COUNTA(data ke-1, data ke-2, , data ke-n)


Contoh kasus:
Pada contoh kasus ini kita masih menggunakan tabel sebelumnya yang digunakan untuk fungsi COUNTA.
2020041411101271b13ebbaf2695d8b9d64c13086898a8.jpeg
Pertanyaannya adalah bagaimana kita mengetahui berapa jenis barang yang terjual berdasarkan kolom terjual? (termasuk yang belum terjual dan sel tidak kosong).
Kita lakukan hal yang sama seperti fungsi sebelumnya, namun di sini menggunakan rumus =COUNTA(C3:C12) pada sel C13. Untuk lebih jelasnya lihatlah gambar di bawah ini.
20200414111038766579717b80e727a3ebf55ceb1c0406.jpeg
20200414111103e22c1a62a52626447ebeaa297ab58575.jpeg
Berdasarkan gambar di atas, COUNTA dari data terjual adalah 9 karena menghitung semua jenis data hanya melewati sel yang kosong saja.

COUNTIF dan COUNTIFS

Tahukah Anda apa fungsi dari COUNTIF? COUNTIF sering digunakan untuk menghitung banyaknya data pada kumpulan sel dengan kriteria tertentu. Sistematika penulisannya sebagai berikut:


  1. =COUNTIF(range,kriteria)


  • Range : Data COUNTIF yang dihitung.
  • Kriteria : Kondisi tertentu yang diinginkan untuk diketahui. Bisa berisi teks, operasi logika, ataupun angka.
Sedangkan COUNTIFS berfungsi untuk menghitung banyaknya data pada kumpulan sel berdasarkan kriteria (lebih dari satu). Sistematika penulisannya sebagai berikut:


  1. =COUNTIFS(kriteria_range1,kriteria1, kriteria_range2, kriteria2, dan seterusnya)


  • Kriteria_range1 : range pertama yang dihitung jumlah datanya.
  • Kriteria1 adalah kondisi tertentu yang diinginkan untuk diketahui.
  • Kriteria_range2,kriteria2 adalah kriteria atau kondisi berikutnya yang ingin diketahui.

Contoh kasus:
Kita akan menggunakan contoh tabel berikut:
20200414112124672ccbf07eac0c0e6bf0da1b2a3aabb5.jpeg
Berdasarkan tabel di atas, kita ingin mengetahui:
  • Berapa orang yang berjenis kelamin laki-laki?
  • Berapa orang yang berjenis kelamin laki-laki dan hobi bermain sepak bola?
Jawab:
Untuk mengetahui berapa orang yang berjenis kelamin laki-laki, kita dapat menggunakan fungsi COUNTIF seperti berikut:
2020041411220756b170eb2feb9f42e449efc7a6c56f9e.jpeg
Penulisan fungsi yang digunakan =COUNTIF(C3:C12,"L")
Sedangkan untuk mengetahui berapa orang yang berjenis kelamin laki-laki dan memiliki hobi sepak bola, kita dapat menggunakan fungsi COUNTIFS seperti berikut:
20200414112311201e57d63c9198663f5f3ed4375a59d6.jpeg
Penulisan fungsi yang digunakan =COUNTIFS(C3:C12,"L",D3:D12,"Sepak bola")

Min dan Max

Apakah Anda pernah menggunakan fungsi min max sebelumnya? Kedua fungsi ini berguna untuk menentukan nilai terendah (MIN) dan tertinggi (MAX) dari suatu rentang data yang terpilih. Contoh penggunaan rumus min max seperti berikut:

  1. =MIN(data ke-1, data ke-2, …, data ke-n)



  1. =MAX(data ke-1, data ke-2, …, data ke-n)



Contoh kasus:
Kita kembali menggunakan tabel data penjualan ATK di bawah ini untuk menerapkan contoh kasus penggunaan Min Max.
20200414121730e8b5311afa08fed9d865bea82a7149a4.jpeg
Nah berdasarkan tabel di atas, apa yang kita lakukan jika ingin mengetahui barang apa yang paling banyak dan paling sedikit terjual?
  1. Pertama, untuk mengetahui barang apa yang paling banyak terjual gunakan rumus =MAX(C3:C12).
    20200414122326b54f946a3b7ee9ea75488af8652ac899.jpeg
    Rumus MAX di atas memilih rentang data mulai dari C3 hingga C12. Sehingga dapat disimpulkan bahwa barang yang terjual paling banyak adalah buku tulis sejumlah 300 penjualan.
  2. Selanjutnya untuk mengetahui barang apa yang paling rendah penjualannya,  carilah nilai minimal. Rumus yang dapat diterapkan adalah =MIN(C3:C12).
    202004141224107f61400ad4a873994d18c90096b9a9d8.jpeg

    20200414123038d56331cd8781d2766fa62e27a02fdb3f.jpeg
    Rumus MIN di atas memilih rentang data mulai dari C3 hingga C12. Kesimpulannya, barang yang terjual lebih sedikit dibanding yang lain adalah rautan pensil, tempat pensil, dan gunting dengan jumlah masing-masing sebanyak 50 penjualan.

Trim

Selanjutnya fungsi TRIM digunakan untuk menghilangkan ruang kosong yang tidak dibutuhkan pada sebuah teks. Fungsi ini hanya berjalan pada sel tunggal bukan rentang sel. Penggunaan rumusnya adalah sebagai berikut:

  1. =TRIM(teks)


Contoh kasus:
Untuk menerapkan fungsi TRIM, kita gunakan contoh kasus dengan data seperti berikut:
20200414124415236c90a83c945ef54f59e12de8dc405a.jpeg
Terlihat pada contoh di atas bahwa data yang ada terlalu banyak spasi dan tidak rapi. Di sinilah kegunaan fungsi TRIM. Terapkan rumus =TRIM(A2) pada sel B2 sebagai berikut:
20200414124551a51110be04366bcf1e58907fcab002e5.jpeg
Hasilnya setelah menggunakan fungsi TRIM, data yang dihasilkan pun menjadi  lebih rapi. Tampilan akhirnya sebagai berikut:
20200414124637d67556c25dbb28c32120abd9d737623a.jpeg

Replace

Selanjutnya terdapat fungsi Replace. Tahukah Anda apakah fungsi Replace dalam spreadsheet? Replace dapat digunakan untuk mengganti string baik berupa angka maupun teks biasa. Sistematika penulisan Replace sebagai berikut:

  1. =REPLACE(text, position, length, new_text)



Contoh kasus:
202004141258524beff43c31bccb4e5145009c9f092544.jpeg
Pada contoh data di atas, terdapat 3 data yang ingin kita ganti, yaitu:
  • Buka diganti menjadi Buku
  • Saya membaca buku diganti menjadi Saya menulis buku
  • Saya123 diganti menjadi Aku123

  1. Untuk contoh pertama kita menerapkan fungsi sebagai berikut pada sel B2
    2020041413002729cf84b7d62a01e0a4db690b8ca62237.jpeg
    Berikut penjelasannya sesuai sistematika penulisannya:
    • Text : Dapat diisi dengan teks secara langsung atau alamat sel. Dalam contoh di atas menggunakan alamat sel A2.
    • Position : Posisi atau urutan dari huruf yang ingin diganti. Dalam hal ini huruf “a” yang ingin kita ganti berada diurutan ke 4 dari kata “Buka”
    • Length : Panjang karakter yang ingin kita ganti. Karena yang ingin kita ganti hanya huruf “a” saja berarti kita isi dengan 1.
    • New_text : Teks baru yang ingin kita gunakan untuk mengganti teks lama, bisa berupa angka atau huruf. Dalam contoh di atas kita menggunakan huruf “u” sebagai teks baru supaya kata “Buka” bisa berganti menjadi “Buku”.
  2. Contoh selanjutnya kita ingin mengganti kalimat “Saya membaca buku” menjadi “Saya menulis buku”.
    20200414130252c5167d6d2976ae206d31d6a983a29cad.jpeg
    Berikut penjelasannya sesuai sistematika penulisannya:
    • Text : Dapat diisi dengan teks secara langsung atau alamat sel. Dalam contoh di atas menggunakan alamat sel A3.
    • Position : Posisi atau urutan dari huruf yang ingin diganti. Dalam hal ini kata “membaca” yang ingin kita ganti berada diurutan ke 6 dengan spasi terhitung satu karakter.
    • Length : Panjang karakter yang ingin kita ganti. Karena yang ingin kita ganti kata  “membaca” berarti kita isi dengan 7.
    • New_text : Teks baru yang ingin kita gunakan untuk mengganti teks lama, bisa berupa angka, huruf, dan kalimat. Dalam contoh di atas kita menggunakan kata “menulis” sebagai teks baru supaya kata “membaca” bisa berganti menjadi “menulis”.
  3. Kemudian kita ingin mengganti kalimat “Saya123” menjadi “Aku123”.
    2020041413043379c413d61197b5ca580218c16fbf0d6b.jpeg
    Berikut penjelasannya sesuai sistematika penulisannya:
    • Text : Dapat diisi dengan teks secara langsung atau alamat sel. Dalam contoh di atas menggunakan alamat sel A4.
    • Position : Posisi atau urutan dari huruf yang ingin diganti. Dalam hal ini dari kata “Saya123” hanya diganti bagian “Saya” saja. Sehingga urutan karakternya diisi dengan 1.
    • Length : Panjang karakter yang ingin kita ganti. Karena yang ingin kita ganti kata  “Saya” berarti kita isi dengan 4.
    • New_text : Teks baru yang ingin kita gunakan untuk mengganti teks lama, bisa berupa angka, huruf, dan kalimat. Dalam contoh di atas kita menggunakan kata “Aku”
Sehingga hasil akhirnya sebagai berikut:
202004141305554ff703399a0c7c58f7bc53fd5ed71883.jpeg

Unique

Unique merupakan sebuah fungsi yang dapat kita gunakan untuk mencari data yang unik dari sebuah data yang mungkin saja ada yang sama. Sistematika penulisannya sebagai berikut:

  1. =UNIQUE(range)


Contoh kasus:
20200414131039e27397ed6d923fc4196f3425893d5c6c.jpeg
Bagaimanakah jika kita ingin mengambil data yang unik saja dari data di atas?
Jawab:
Kita dapat menggunakan fungsi UNIQUE seperti di bawah ini:
2020041413112159c6226e4a24d80a87ec4101424a5dbe.jpeg
Secara otomatis setelah fungsi dijalankan hasilnya akan memunculkan daftar unik dari nama barang. Unik dalam artian tidak ada data yang sama seperti gambar di bawah ini:
202004141311461da8519d1329637d9c6be4eaa6155d2c.jpeg

IF

Fungsi IF digunakan untuk menentukan data Anda dengan hasil tertentu berdasarkan kondisi logika yang diberikan. Penggunaannya sebagai berikut:

  1. =IF(Sel yang ingin diuji, [nilai jika benar], [nilai jika salah])


Contoh:

  1. = IF (E4>=E3, Ya”,”Salah”)


Berdasarkan contoh di atas, kita akan memeriksa apakah nilai pada sel E4 lebih besar sama dengan sel E3. Jika logikanya benar, biarkan nilai sel tempat fungsi tersebut menjadi bernilai “Ya”, jika tidak maka bernilai “Salah”.

IF Sederhana

Untuk menerapkan fungsi IF dalam contoh kasus, kita modifikasi contoh tabel Penjualan data seperti berikut:
202004141313365637ccfa085b380ae034357bfd68df33.jpeg
Contoh kasus:
Kita ingin mengetahui status penjualan setiap barang: sudah bagus atau perlu ditingkatkan. Parameter untuk menentukan status tersebut adalah jika barang yang terjual lebih dari 75 unit maka masuk kategori penjualan bagus. Namun jika kurang dari 75 unit yang terjual maka statusnya perlu ditingkatkan. Bagaimana cara mengetahuinya?
Pada alamat sel D3 masukkan rumus =IF(C3>75,"Bagus","Perlu ditingkatkan"). Fungsi tersebut memeriksa sel C3 yang berisi nilai 300 - apakah lebih besar dari angka standar yang ditentukan yaitu 75. Jika ya, maka masuk ke kategori bagus, kalau lebih kecil masuk ke kondisi perlu ditingkatkan.
20200414131424a43eee9ba66989dd7c5a7e519b93f561.jpeg
20200414131438ca2d4983f0d850cfe79cc0857182c077.jpeg

IF Bertingkat

20200414131611ab0ad6b32926470eb641b11770629851.jpeg
Terdapat 5 nilai siswa dalam sebuah ulangan matematika. Bagaima caranya jika kita ingin mengetahui nilai huruf dari kelima siswa tersebut?
Jawab:
Kita dapat menggunakan IF bertingkat pada alamat sel E3 seperti berikut:

  1. =IF(D3>=90,"A",IF(D3>=80,"B",IF(D3>=70,"C",IF(D3>=60,"D","E"))))


2020041413164270c86d618bcff4f058fc676216af92e3.jpeg

Pada tabel di atas terdapat empat logika IF. IF pertama digunakan jika nilai lebih dari sama dengan 90 mendapat A. Disambung dengan IF kedua jika nilai lebih dari sama dengan 80 mendapat B. Selanjutnya jika nilai lebih besar sama dengan 70 mendapat nilai C. Terakhir jika nilai lebih dari sama dengan 60 maka mendapat nilai D. Jika tidak memenuhi kondisi di atas berarti otomatis mendapat nilai E karena di bawah 60. Jangan lupa tutup kurung sebanyak jumlah IF pada akhir fungsi. Sehingga seluruh hasilnya sebagai berikut:
20200414131724e4dd9ac84b4d726451bb06353845416f.jpeg